top of page

Trilogi Rajawali

 

Sebagai suatu kesatuan, kisah Trilogi Rajawali berlatar belakang invasi Mongolia ke Negara Tiongkok. Saat itu orang Mongol dianggap sebagai penjajah dan yang berhak menjadi kaisar di Tiongkok adalah orang suku Han. Pada Pendekar Pemanah Rajawali, kisahnya dimulai dari bangkitnya Jengis Khan menjadi pemimpin Mongolia dan kemudian melakukan invasi untuk memperluas wilayah. Pada Golok Naga dan Pedang Langit, kisah berakhir dengan jatuhnya Dinasti Yuan (Mongol), sesudah 100 tahun menguasai Tiongkok.

​

Tokoh paling berpengaruh pada trilogi ini adalah Guo Jing dan Huang Rong. Pada Pendekar Pemanah Rajawali, keduanya adalah tokoh utama; pada Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar, mereka tokoh utama kedua; pada Golok Naga dan Pedang Langit, sepasang senjata yang diperebutkan adalah dibuat oleh keduanya.

​

Saat mengulas tiga tokoh utama pria pada Trilogi Rajawali, kritikus terkenal, Chen Mo, mengatakan bahwa Guo Jing adalah pendekar Konfusianisme, ia membaktikan hidupnya demi negara dan rakyat. Yang Guo adalah pendekar Daoisme, karena ia mementingkan perasaannya. Zhang Wuji adalah gabungan Daoisme ("tanpa tindakan" atau "wuwei") dan Buddhisme (belas kasih).

​

Menarik melihat kemiripan plot pada trilogi ini. Pada ketiga kisah ini, semua tokoh utamanya (Guo Jing, Yang Guo, Zhang Wuji) adalah yatim piatu, dan orangtua mereka meninggal dengan tragis. Tokoh-tokoh ini bertualang di dunia persilatan, lalu mendapatkan ilmu silat dengan cara-cara yang unik seperti bertemu guru hebat, rajawali yang bisa mengajari ilmu silat, kitab yang ditemukan di perut kera, dan lain-lain. Mereka bertemu tokoh wanita yang “luar biasa cantik”, seperti Huang Rong, Xiao Longnü, Zhao Min, Zhou Zhiruo, dan yang lain. Pada awal cerita, mereka selalu tertindas dan harus berjuang keras menghadapi segala macam rintangan, tetapi akhirnya menjadi pahlawan besar yang melindungi negara.

​

Dari segi sifat pasangan utama kisah-kisah ini, Guo Jing kebodoh-bodohan, Huang Rong sangat cerdas. Yang Guo bersifat panas, pemarah, dan berapi-api; Xiao Longnü bersifat dingin dan tanpa ekspresi. Zhang Wuji bersifat pendamai, sedangkan Zhao Min bersifat pemimpin.

​

Balas dendam menjadi plot penting. Guo Jing dan Yang Guo sama-sama ingin membalas dendam atas kematian ayahnya. Si Singa Bulu Emas bermaksud membalas dendam atas pembantaian keluarganya.

​

Perebutan benda berharga pun merupakan plot dominan. Pada ketiga kisah ini, orang-orang ingin memperebutkan kitab-kitab (Kitab Wumu, Kitab Gadis Giok, Kitab Sembilan Bulan, Kitab Sembilan Matahari) atau memperebutkan julukan pesilat nomor satu di bawah langit (dengan memenangi Pertandingan Pedang Gunung Hua) atau memperebutkan status pemimpin dunia persilatan (dengan mendapatkan Golok Naga dan Pedang Langit).

​

Salah satu bagian menarik pada saat membaca cerita silat Jin Yong adalah adegan pertandingan silat yang dihadiri banyak pendekar. Pada keseluruhan kisah trilogi ini ada enam pertandingan besar:

Banyak pengamat yang berusaha menyimpulkan mengapa cerita Jing Yong bagus dan begitu digemari. Penjelasan yang paling mudah dimengerti sekaligus masuk akal adalah bahwa cerita-cerita ini memiliki "keindahan berlapis". Penggambaran ilmu silatnya menarik, cerita sejarahnya bagus, kisah cintanya menyentuh, penokohannya dan alurnya memikat, dan seterusnya.

​

Berdasarkan peringkat cerita Jin Yong yang disimpulkan dari komentar para kritikus (bisa dibaca di bagian "peringkat" pada situs ini), bisa dilihat bahwa di antara ke-lima belas cerita Jin Yong, meskipun Trilogi Rajawali adalah yang paling populer, ketiga kisah ini merupakan kelompok yang kualitasnya tingkat kedua di bawah tiga karya utama (Rusa dan Bejana, Delapan Naga Langit, Menertawakan Dunia Persilatan)

​

Untuk saya sendiri, di antara 15 cerita Jin Yong, yang paling bagus adalah Delapan Naga Langit. Tidak terbayangkan akan ada cerita silat yang bisa lebih bagus daripada kisah ini. (Perlu ruang lain untuk membahasnya). Jika dibandingkan, ketiga kisah pada Trilogi Rajawali, tidak ada satu pun yang lebih bagus daripada Delapan Naga Langit.

​

Namun, jika dilihat sebagian kesatuan trilogi, pada Trilogi Rajawali ini tokoh-tokohnya diceritakan generasi demi generasi yang saling berhubungan hingga membentuk dunia persilatan yang terkesan nyata, yang tidak dapat ditemukan pada cerita silat mana pun, termasuk Delapan Naga Langit. (Sebenarnya, Trilogi Rajawali pun berhubungan dengan Delapan Naga Langit, karena sang Kaisar Selatan (Duan Zhixing) adalah cucunya Duan Yu, salah satu tokoh utama Delapan Naga Langit. Juga Partai Pengemis merupakan salah satu partai utama pada kisah Delapan Naga Langit.)

 

Jika harus memilih satu yang mana yang lebih bagus, Delapan Naga Langit ataukah Trilogi Rajawali (sebagai kesatuan trilogi), sulit untuk memutuskannya dan masing-masing memiliki kelebihan. Tetapi kalau harus menyarankan kepada orang lain, di antara kedua cerita itu yang mana yang "harus" dibaca, tentu membaca Trilogi Rajawali. Dunia persilatan yang dibangun Trilogi Rajawali tidak dapat ditemukan pada cerita lain mana pun. Kisah ini dapat dianggap "gerbang masuk" menuju dunia persilatan dan mungkin bisa dikatakan, seseorang belum benar-benar mengenal dunia persilatan, jika belum membaca Trilogi Rajawali.

​

bottom of page