top of page

Serial Zhang Jizhong

 

Jin Yong sering menulis ulasan-ulasan film dan pernah bekerja sebagai sutradara film; ia memperhatikan film atau serial yang dibuat berdasarkan ceritanya.

​

Saat mengomentari ceritanya yang diadaptasi menjadi film layar lebar atau serial silat, ia menekankan kesamaan dengan cerita aslinya. Saat ditanya yang mana film atau serial televisinya yang paling bagus, Jin Yong menjawab, “Yang paling mengikuti novelnya dan tidak banyak perubahan, itu yang paling bagus dan paling menghargai penulis serta penonton.” Jin Yong berharap ketika diadaptasi, ceritanya boleh dipotong, tetapi tidak boleh ditambah di sana-sini. Ia mengatakan bahwa ceritanya tidak begitu bagus, nilainya kurang-lebih 70, tetapi sesudah diubah para penulis skenario, menjadi hanya 30-40.

​

Jin Yong sering kecewa dengan perubahan-perubahan ketika ceritanya diadaptasi. Ia marah ketika pada serial silat Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar 1998 versi Taiwan yang dibintangi Richie Ren dan Jacklyn Wu digambarkan Xiao Longnü malah berteman dengan Zhen Zhibing (sebelum direvisi namanya adalah Yin Zhiping) yang telah menodainya. Xiao Longnü yang biasanya berpakaian putih, pada serial ini mengenakan baju hitam (dijuluki penonton sebagai black Xiao Longnü). Ketika belakangan sang produser sekaligus sutradara, Yang Peipei, mencoba menghubunginya, Jin Yong menolak mengangkat telepon.

 

​

Setelah serial Golok Naga dan Pedang Langit tahun 2000 produksi TVB Hong Kong (dibintangi Lawrence Ng), yang banyak mengubah cerita aslinya, Jin Yong tidak lagi memberi izin kepada stasiun televisi Hong Kong dan Taiwan untuk mengadaptasi ceritanya.

​

Tahun 1999 dalam salah satu wawancara dengan surat kabar Tiongkok, Jin Yong mengatakan bahwa jika CCTV (stasiun televisi nasional Tiongkok) bersedia membuat serial televisi berdasarkan karyanya seserius mereka menggarap serial Kisah Tiga Negara (Sanguo yanyi) dan Tepi Air (Shuihu zhuan), ia akan menjual karyanya yang mana saja dengan harga satu yuan. Saat itu cerita silat Jin Yong hampir tidak pernah dibuat oleh stasiun televisi Tiongkok. Kata-kata yang diucapkan Jin Yong ini kemudian berkembang menjadi demam serial silat Jin Yong.

​

​

​

​

 

Untuk proyek cerita Jin Yong pertamanya ini, Zhang Jizhong menunjuk Huang Jianzhong sebagai sutradara. Saat itu Huang Jianzhong merupakan salah satu sutradara muda berbakat Tiongkok. (Ia lahir di Indonesia yang kemudian mengikuti orangtuanya pindah ke Tiongkok). Li Yapeng dan Xu Qing, didapuk untuk memerankan tokoh utama Linghu Chong dan Ren Yingying.

​

Jin Yong memiliki harapan yang tinggi terhadap produksi ini dan kepada wartawan mengatakan ini serial televisi terbaik yang pernah dibuat berdasarkan karyanya. Namun, belakangan setelah melihat serialnya tayang, Jin Yong menyatakan tidak puas. Ia pernah meminta kepada penulis skenario untuk setia pada cerita aslinya, boleh mengurangi plot-nya, tetapi tidak boleh banyak menambah. Tetapi kemudian pada serial ini penambahan plotnya terlalu banyak, sampai ada yang berbeda dengan karya aslinya.

​

​

​

​

Zhang Jizhong, salah seorang yang memproduseri serial Kisah Tiga Negara dan Tepi Air, tertarik dengan tawaran ini. Sudah sejak lama ia menyukai cerita silat Jin Yong dan menganggap karya Jin Yong mengandung nilai budaya yang kaya, juga dapat menimbulkan pemikiran yang mendalam. Melalui CCTV, Zhang Jizhong menghubungi Jin Yong, dan kemudian dengan uang satu yuan ia mendapatkan hak untuk mengadaptasi kisah Menertawakan Dunia Persilatan (Xiaoao jianghu). Jin Yong mengatakan hak adaptasi harus dibeli, tidak dapat diberikan. Satu yuan hanya sebuah simbol, menggunakan satu sen pun boleh. Zhang Jizhong membingkai uang satu yuan dan menyerahkannya kepada Jin Yong.

 

 

 

​

​

​

Jin Yong mengatakan pada bukunya Ren Yingying digambarkan sebagai gadis yang tenang dan lembut, tetapi pada serial ini berubah menjadi seperti penggoda dan merayu Linghu Chong. Tokoh utama pria dan wanita pun muncul terlalu cepat, tidak ada misteri seperti yang digambarkan pada novelnya.

​

Reaksi penonton lebih keras lagi. Tahun itu film yang berjudul asli Xiao’ao Jianghu ‘Menertawakan Dunia Persilatan’ ini menjadi bahan tertawaan dan judulnya dipelesetkan menjadi Xiaoxiao Huhu ‘Tertawa Ngawur’. Produser Zhang Jizhong bahkan masih ingat ada penonton yang berkomentar bahwa seluruh pemain bermain buruk, hanya keledainya yang berakting dengan baik. Yang dimaksud adalah keledai yang menggotong pemeran utama pria di episode satu.

​

Bagaimanapun, ketika disiarkan, serial ini mendapat rating tinggi. Teknik pembuatannya menggunakan teknik film layar lebar hingga menghidupkan nuansa kolosal, hal yang belum pernah dilakukan pada serial-serial silat sebelumnya.

​

Laughing in the Wind 2001

​

​

​

​

Produksi serial ini menanggung beban berat karena banyak yang membandingkannya dengan serial The Legend of The Condor Heroes produksi TVB Hong Kong tahun 1983 yang dibintangi Felix Wong dan Barbara Yung, yang sudah begitu diterima dan melekat di benak pemirsa. Zhang Jizhong mengatakan bahwa produksi TVB tahun 1983 itu sudah lama dan banyak keterbatasannya secara teknis, maka perlu ada pengganti yang baru. Menurutnya, Felix Wong aktingnya baik, tetapi Barbara Yung kurang begitu bagus dan Zhou Xun akan lebih baik.

​

Ketika tayang, lagi-lagi serial ini menuai kritik, terutama Guo Jing yang diperankan Li Yapeng dianggap tampak terlalu bodoh dan suara Zhou Xun sebagai Huang Rong yang terdengar serak. Namun, secara keseluruhan, serial ini masih dianggap lebih baik daripada Laughing in the Wind 2001.

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Jin Yong mengomentari serial ini secara terinci. Ia menganggap serial ini cara memfilmkannya baik dan sesuai dengan cerita aslinya. Secara keseluruhan ia merasa puas, kecuali terhadap penambahan dan perubahannya. Yang terbaik adalah adegan yang difilmkan di padang rumput Mongolia Dalam, adegan perang, kuda-kuda yang berlarian, kehidupan orang Mongol, juga adegan Guo Jing melawan Ouyang Feng di gurun besar. Jin Yong menyatakan akting Li Yapeng dan Zhou Xun sangat baik, demikian juga para pemeran Sesat Timur, Racun Barat, Pengemis Utara, Qiu Chuji, Mu Nianci. Pemeran Mei Chaofeng juga luar biasa (diperankan pemain balet Yang Liping). Yang disayangkan adalah penambahan adegan-adegan Yang Kang dan Mu Nianci, juga adegan Wanyan Honglie bunuh diri. Secara keseluruhan, Jin Yong menyimpulkan bahwa ini adalah serial Pendekar Pemanah Rajawali yang terbaik.

​

Ketika wartawan menanyakan bagaimana pendapatnya bahwa banyak penonton yang menganggap versi tahun 1983 lebih bagus, Jin Yong mengatakan pendapat ini kurang adil. Menurutnya, ini terutama masalah kenang-kenangan. Jika ketika kecil seseorang makan es krim Shanghai dan merasa nikmat, kemudian ia akan menganggap es krim lain yang lebih bagus pun tidak enak. Jin Yong mengatakan bahwa versi 1983 ceritanya terlalu banyak diubah dan walaupun Barbara Yung sukses berperan sebagai Huang Rong, Huang Rong yang diperankan Barbara Yung banyak berbeda dengan Huang Rong yang digambarkan pada bukunya. Jin Yong juga mengatakan bahwa Zhou Xun, yang sama seperti Huang Rong berasal dari Zhejiang, dapat mewakili kecantikan khas wanita Zhejiang. Jin Yong juga menganggap akting Li Yapeng sebagai Guo Jing sangat baik, seperti Guo Jing dalam bukunya.

Setelah Laughing in the Wind 2001, Zhang Jizhong bermaksud membeli hak untuk mengadaptasi kisah Pendekar Pemanah Rajawali. Awalnya, Jin Yong menolak, tetapi sesudah Zhang Jizhong berjanji untuk setia pada cerita aslinya, Jin Yong memberi izin. Kali ini tidak lagi seharga 1 yuan, tetapi 70-80.000 yuan.

​

Serial Legend of Condor Heroes ini digarap serius. Li Yapeng yang berperan sebagai Linghu Chong pada serial sebelumnya, kembali terpilih untuk memerankan tokoh utama Guo Jing, dan Zhou Xun terpilih sebagai Huang Rong. Serial ini diproduksi dengan biaya tinggi. Banyak adegan yang dibuat di tempat aslinya seperti di padang rumput Mongolia dan di Pulau Persik di kepulauan Zhoushan.

​

Legend of Condor Heroes 2003

​

​

Sesudah serial Legend of Condor Heroes 2003, Zhang Jizhong melanjutkan mengadaptasi kisah Delapan Naga Langit. Serial ini yang paling sedikit menuai kritik dan kebanyakan penonton memuji. Bahkan Hu Jun yang berperan sebagai Qiao Feng mendapatkan penghargaan sebagai aktor terbaik serial televisi tahun itu. Zhang Jizhong mengatakan bahwa serialnya mendapatkan penghargaan adalah hal yang baik, tetapi ia lebih mengutamakan untuk mendapat rating yang tinggi.

​

Jin Yong sendiri menyatakan puas dengan serial ini dan mengatakan di antara serial-serial berdasarkan ceritanya, Demi-Gods and Semi-Devils 2004 ini yang terbaik. Satu-satunya yang ia tidak puas adalah hubungan Qiao Feng dengan Nyonya Ma yang penggambarannya mirip hubungan Wu Song dan Pan Qinlian pada kisah Tepi Air.

Demi-Gods and Semi-Devils 2004

​

​

 

Di antara 15 cerita silat Jin Yong, yang paling dinantikan pemirsa ketika dibuat serialnya adalah Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar, demikian juga saat Zhang Jizhong memproduksi serial ini.

​

Pada saat itu Zhou Xun yang sebelumnya berperan sebagai Huang Rong, diusulkan berperan sebagai Xiao Longnü, tetapi Jin Yong menganggapnya tidak cocok, dan menurutnya Liu Yifei, yang sebelumnya pada Demi-Gods and Semi-Devils 2004 berperan sebagai Wang Yuyan, lebih sesuai sebagai Xiao Longnü. Belakangan, Huang Xiaoming dan Liu Yifei terpilih sebagai pemeran Yang Guo dan Xiao Longnü.

Return of Condor Heroes 2006

 

​

Setelah serialnya tayang, apresiasi penonton terhadap serial ini seperti berada pada dua kutub yang berbeda; ada yang memuji setinggi langit, juga ada yang menganggapnya versi yang benar-benar buruk. Bagaimanapun, serial ini mendapat rating bagus dan terkenal hingga ke Jepang dan Korea. Ini mungkin serial silat Jin Yong versi tahun 2000-an yang paling populer.

​

Jin Yong sendiri tidak terlalu puas. Ia menganggap pada serial ini digambarkan sejak di Kuburan Kuno Yang Guo sudah seperti merayu Xiao Longnü. Ia juga berpendapat Liu Yifei kurang berani berakting. Jin Yong mengatakan bahwa kisah Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar sudah diadaptasi 7 kali, yang terbaik adalah versi Andy Lau dan Idy Chan.

​

 

Setelah Return of Condor Heroes 2006, Zhang Jizhong berturut-turut mengadaptasi Sword Stained with Royal Blood 2007, Royal Tramp 2007, dan kemudian Heaven Sword and Dragon Sabre 2009. Serial Heaven Sword Dragon Sabre 2009 ini dibintangi Deng Chao sebagai Zhang Wuji, Ady An sebagai Zhao Min, dan Liu Jing sebagai Zhou Zhiruo.

Heaven Sword Dragon Sabre 2009

​

Tahun-tahun belakangan ini Zhang Jizhong dianggap sebagai salah satu produser film paling berpengaruh di Tiongkok. Ia juga membuat serial kolosal lain seperti Journey to the West 2011. Namun, yang paling membuatnya terkenal adalah serial silat Jin Yong.

​

Serial Zhang Jizhong dibuat dengan biaya tinggi, sehingga memberi kesempatan untuk unggul dalam segi teknik pembuatan. Syuting dilakukan di tempat-tempat asli di Tiongkok, seperti Padang Rumput Mongolia Dalam, Gunung Wuyi, Gunung Wudang, Jiuzhaigou, dan sebagainya. Dalam persiapan produksi beberapa serialnya, bersama pemerintah lokal, ia membuat kota film seperti Kota Film Pendekar Pemanah Rajawali di Pulau Persik, Kota Film Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar di Xiangshan, dan Kota Film Delapan Naga Langit di Dali. Sesudah produksi film selesai, kota-kota buatan ini digunakan sebagai objek wisata.

​

Keterlibatan Jin Yong sendiri terhadap pembuatan serial yang diproduksi Zhang Jizhong juga memberi harapan bahwa, paling tidak pada aspek tertentu, serial ini dibuat sesuai keinginan sang penulis, dan dapat mewakili cerita aslinya.

​

Serial terbaru Zhang Jizhong berdasarkan cerita Jin Yong adalah Ode to Gallantry, yang hingga saat ini (Januari 2017) masih menunggu tayang. Zhang Jizhong mengatakan ia berencana akan mengadaptasi semua cerita silat Jin Yong; yang berikutnya adalah Kitab dan Pedang.

 

Di Tiongkok, selama 17 tahun dari tahun 2001 hingga 2017, selain 8 buah yang diproduseri Zhang Jizhong, juga ada 10 serial Jin Yong yang diproduksi beberapa produser dan sutradara lain. Setiap serial rata-rata sepanjang 40 episode. Pendekar Pemanah Rajawali dibuat serialnya tiga kali; Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar dua kali; Golok Naga dan Pedang Langit, termasuk versi mendatang yang disutradarai Yu Zheng, sebanyak tiga kali. Fenomena ini yang disebut “demam serial silat Jin Yong di Tiongkok”.

​

bottom of page