top of page

Golok Naga dan Pedang Langit

 

Saat tentara Mongol menyerang kota Xiangyang, Guo Jing dan Huang Rong berpikir akhirnya tidak akan bisa bertahan, maka mereka membuat sepasang senjata yaitu Golok Naga dan Pedang Langit. Golok Naga diberikan kepada putra mereka, Guo Polu, sedangkan Pedang Langit diberikan kepada putri mereka, Guo Xiang.

​

Golok Naga lengkapnya bernama “Golok Pembunuh Naga”, sedangkan Pedang Langit adalah “Pedang yang Didukung Langit”. Tujuan dibuatnya sepasang senjata ini adalah “Golok Pembunuh Naga” digunakan untuk membunuh Kaisar Dinasti Yuan (Mongol), yang saat itu dianggap sebagai penjajah, dan menggantinya dengan kaisar lain (dari suku Han). Namun, jika kaisar baru Han ini berubah menjadi kaisar yang lalim dan tidak mampu, orang-orang dunia persilatan dapat menggunakan “Pedang yang Didukung Langit” untuk membunuhnya dan menggantinya dengan pemimpin lain yang bijaksana.

​

Golok Naga dan Pedang Langit dibentuk dari pedang Pedang Besi Hitam milik Yang Guo. Pedang Besi Hitam ini sendiri semula milik Dugu Qiubai, pendekar tidak terkalahkan pada masanya. Pada edisi ketiga, Jin Yong sedikit mengubah sumber kedua senjata. Golok Naga tetap dibuat dari Pedang Besi Hitam, sedangkan Pedang Langit dibuat dari Pedang Pria Sejati dan Pedang Wanita Berbudi milik Yang Guo dan Xiao Longnü yang mereka dapatkan di Lembah Tanpa Cinta. Pada revisi ketiga ini juga, di dalam golok dan pedang tidak langsung terdapat kitab pusaka, tetapi ada keping yang pada permukaannya terukir peta yang menunjukkan lokasi kitab.

​

Jin Yong mengatakan tema utama kisah ini adalah hubungan kasih antara pria dengan pria, seperti rasa persaudaraan Tujuh Pendekar Wudang; kasih Zhang Sanfeng terhadap muridnya, Zhang Cuishan; kasih si Singa Bulu Emas kepada putra angkatnya, Zhang Wuji. Namun, bagi banyak pembaca, tema yang terkesan paling kuat dari kisah ini adalah tentang “percampuran” baik dan jahat.

​

Jin Yong sendiri beranggapan bahwa baik dan jahat sering kali sulit dibedakan. Ia menganggap bahwa dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang sulit dikatakan baik atau jahat. Orang jahat ada sisi baiknya, orang baik juga ada sisi jahatnya; orang jahat belum tentu mendapatkan balasan jahat, orang baik belum tentu mendapat balasan baik. Ini adalah pengalamannya terhadap manusia. Sebagai penulis ia tentu ingin menulis tokoh secara nyata.

​

Pada kisah ini dapat dilihat, Biksuni Miejue merupakan ketua dari aliran lurus dan yang paling bersemangat untuk membasmi aliran iblis. Namun, dalam melaksanakan misi mulianya ini, tindakannya lebih kejam daripada tindakan orang-orang sekte iblis itu sendiri. Atau seperti tokoh Zhou Zhiruo. Dengan semua perbuatan jahat yang dilakukannya, orang akan sulit menilai apakah karena pada dasarnya Zhou Zhiruo memang jahat, atau karena perasaan mendalamnya kepada Zhang Wuji, atau karena terpaksa keadaan.

​

Tema setengah-baik setengah-jahat ini merupakan salah satu ciri yang menunjukkan kematangan Jin Yong dalam menulis. Saat awal menulis cerita silat, Jin Yong menulis pendekar-pendekar yang ideal, tetapi pada cerita-cerita belakangan, nilai-nilai ini makin luntur, seperti pada Menertawakan Dunia Persilatan, tokoh utamanya Linghu Chong sangat cuek. Hingga puncaknya, pada cerita terakhirnya, Rusa dan Bejana, Jin Yong menciptakan tokoh anti-hero, Wei Xiaobao. Tokoh ini senang berbohong, oportunistis, suka menjilat, mempunyai tujuh istri, dan memiliki segala macam sifat buruk. Ini semacam satire terhadap sisi buruk orang Tionghoa.

 

 

​

​

​

​

​

​

​

​

Zhang Wuji

 

Zhang Wuji kehilangan orangtuanya saat ia berusia sepuluh tahun. Ayahnya, Zhang Cuishan, merupakan Pendekar Kelima Wudang dari aliran lurus; sedangkan ibunya Yin Susu, putri Ketua Sekte Elang Langit dari aliran iblis. Orang-orang memaksa mereka untuk memberitahukan keberadaan Golok Naga dan si Singa Bulu Emas Xie Xun, hingga keduanya terpaksa bunuh diri. Tetapi Zhang Wuji tidak ingin membalas dendam kematian orangtuanya.

​

Zhang Wuji sifatnya pengalah dan mudah melupakan kesalahan orang lain. Jin Yong mengatakan bahwa orang yang seperti Zhang Wuji ini tidak dapat menjadi pemimpin yang baik (tetapi bisa menjadi teman yang baik). Banyak orang yang ingin menjadi pemimpin, sampai berebutan dan melakukan segala macam cara. Sedangkan Zhang Wuji, sudah dipilih dan sodor-sodorkan jabatan sebagai ketua hingga belakangan diminta menjadi kaisar pun, ia tidak mau. Jika bukan karena terpaksa dan karena memikirkan keselamatan orang lain, ia tidak akan bersedia menjadi Ketua Sekte Ming. Setelah menjadi ketua pun, ia ingin cepat-cepat melepas jabatan.

​

Ibunya mengingatkan Zhang Wuji agar sesudah dewasa, ia harus berhati-hati terhadap wanita, bahwa makin cantik wanita, makin pintar menipu. Tapi sesudah dewasa, Zhang Wuji ditipu wanita lebih sering daripada kebanyakan orang. Begitu keluar dari Lembah Kupu-kupu, ia sudah terpikat oleh Zhu Jiuzhen dan dijebak gadis itu. Belakangan berulang-ulang Zhao Min, Zhou Zhiruo, dan Yin Li menipunya. Bahkan Xiao Zhao, gadis cilik yang melayaninya pun membohonginya.

​

Ada empat gadis yang mencintainya, tetapi Zhang Wuji selalu sulit menentukan yang mana gadis yang paling dicintainya. Tampaknya, ia selalu menyukai wanita yang saat itu ada di hadapannya. Dengan sifat Zhang Wuji yang plin-plan ini, entah mengapa para wanita berebutan ingin mendapatkannya. Demi mendapatkan cintanya, Zhao Min dan Zhou Zhiruo mengeluarkan segala macam cara dan siasat hingga mempertaruhkan hidup-mati.

​

Xiao Zhao ingin seumur hidup menjadi pelayan wanita Zhang Wuji dan tidak keberatan pemuda itu menikahi gadis mana pun. Demi menyelamatkan Zhang Wuji, Xiao Zhao rela mengorbankan diri untuk menjadi Ketua Sekte Ming Pusat dan pergi ke Persia. Ia mengatakan asalkan selamanya bisa melayani Zhang Wuji, jangankan menjadi Ketua Sekte Ming Persia, bahkan menjadi ratu seluruh dunia pun ia tidak mau.

 

 

​

​

​

​

​

​

​

​

Zhao Min

 

Sebagai putri sang penguasa militer Mongol, yaitu Raja Ruyang, Zhao Min memiliki tugas penting untuk mengacaukan dunia persilatan Dataran Tengah. Dengan kemampuannya, ia berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Ia mengadu domba, memancing di air keruh, hingga memenjarakan para tokoh Enam Aliran Besar di Kuil Wan’an. Zhang Wuji selalu kewalahan menghadapi Zhao Min. Dilukiskan dalam kecantikan Zhao Min tersimpan kegagahan.

​

Seberapa hebatnya pun Zhao Min, ia tetap gadis muda, begitu jatuh cinta akan kehilangan pemikiran rasionalnya. Saat bertemu di Vila Liu Hijau, Zhao Min menjebak Zhang Wuji hingga keduanya jatuh ke penjara bawah tanah. Untuk memaksa Zhao Min membebaskannya, Zhang Wuji meludahi kain dan menempelkan kain itu ke mulut Zhao Min, kemudian juga melepas kaus kaki gadis itu dan menggelitik telapak kakinya (tidak tanggung-tanggung dengan mengerahkan ilmu Sembilan Matahari). Setelah peristiwa ini, Zhao Min jatuh cinta dan tidak dapat melupakan Zhang Wuji.

​

Mirip ucapan Mu Nianci yang menunjukkan cintanya kepada Yang Kang, Zhao Min berkata, “Kakak Wuji, dalam hatiku hanya ada kau. Kau orang baik boleh, bajingan juga boleh, untukku sama. Aku akan selalu mengikutimu.” Orang-orang mengagumi tulusnya cinta Mu Nianci kepada Yang Kang, tetapi terhadap Zhao Min, banyak yang mencelanya sebagai perempuan tidak tahu malu, yang bersedia meninggalkan keluarga dan negaranya, hanya demi laki-laki.

 

​

​

​

​

​

​

​

​

 

Zhou Zhiruo

 

Saat Zhou Zhiruo kecil, Zhang Sanfeng pernah menyelamatkannya. Zhang Wuji selalu mengenang kebaikan Zhou Zhiruo, yang saat dirinya sakit, gadis cilik itu menyuapinya. Belakangan setelah dewasa, Zhang Wuji dan Zhou Zhiruo bertemu kembali.

​

Cinta Zhou Zhiruo kepada Zhang Wuji adalah cinta yang “pantang menyerah”. Baginya, tanggung jawab untuk mengharumkan nama perguruan dan merebut kembali negara seperti yang diperintahkan sang guru, tidak sepenting mendapatkan cinta Zhang Wuji.

​

Sang guru, Biksuni Miejue, menyuruhnya bersumpah, bahwa jika ia menikah dengan Zhang Wuji, di alam baka orangtua dan gurunya tidak akan tenang; jika ia menikah dengan Zhang Wuji dan memiliki anak, generasi demi generasi anak laki-lakinya akan jadi budak, anak perempuannya akan jadi pelacur. Tetapi Zhou Zhiruo tetap memilih untuk melanggar sumpah dan menikah dengan pemuda itu.

​

Belakangan meskipun sudah tahu tidak akan berhasil mendapatkan Zhang Wuji, ia selalu berusaha, mencoba lagi dan lagi. Saat melihat Zhang Wuji bertemu Zhao Min di kedai, ia tahu Zhang Wuji paling menyukai Zhao Min, tetapi ia berharap sesudah dirinya dan Zhang Wuji menikah, perasaan Zhang Wuji bisa berubah. Belakangan setelah pada upacara pernikahan, Zhang Wuji meninggalkannya, Zhou Zhiruo berpura-pura sudah menikah dengan Song Qingshu untuk menyakiti hati Zhang Wuji. Ia juga berkali-kali bermaksud membunuh Zhao Min.

​

Apa pun yang sudah diperbuat Zhou Zhiruo, cintanya kepada Zhang Wuji tulus. Saat Zhang Wuji berkata bahwa cintanya kepada Zhao Min adalah “cinta yang tercetak di jantung dan terukir di tulang”, Zhou Zhiruo berkata, “Kakak Wuji, cintaku padamu juga adalah cinta yang tercetak di jantung dan terukir di tulang. Apa…apa kau tak tahu?”

​

bottom of page